AKHIR SENJA*
>> Rabu, 29 April 2015
Senja, kini begitu meresahkanku
Juga dengan deru motormu
yang dulu selalu membangunkanku
Senja, kini tak sejingga dulu
Hanya oranye pudar penuh debu
Seperti rasaku padamu
yang tak seindah dulu
Aku enggan menatap senja
Seperti kau yang enggan menatapku
Rasanya ingin segera purnama
Tapi, aku tak ingin membenci senja
Seharusnya kau tak usah mengetuk jendelaku saat senja
Seharusnya aku tak selalu manatapmu lewat jendela
Seharusnya aku sudah sadar sejak malam itu
Seharusnya aku tak memberimu surat jingga itu
Seharusnya tak ada lagi harapan semu
Karena aku, hanya tetangga barumu
Ciputat,
Minggu, 26 April 2015
*Puisi terakhir ‘Lewat
Jendela’ Minggu, 9 Februari 2014
0 komentar:
Posting Komentar